Faktoryang paling menentukan terjadinya variasi pada makhluk hidup menurut Darwin adalah nomor. A. 1, 3 dan 4 B. 2, 3 dan 4 C. 2, 4 dan 5 Gangguan Penyakit Pada sistem Endokrin a. Penyakit gondok Kelayuan tiba-tiba otak akibat dari berkurangnya secara drastis aliran darah ke suatu bagian otak atau akibat pendarahan dalam otak Vaksintersebut memberikan imunitas terhadap paralisa atau penyakit sistemik, tetapi tidak terhadap infeksi intestinal oleh polio. Di berikan sebelum vaksin sabin di kembangkan . Vaksin virus Vaksin virus retro dapat mencegah kemaian pada bayi akibat diare. Vaksin mengandung 4 tipe antigen virus yang berhubungan dengan penyakit pada manusia. Seoranganak laki-laki berusia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik sebuah rumah sakit dengan keluhan kelainan pada cara berjalan, sering jatuh saat berjalan, dan kesulitan menaiki tangga. Pamannnya meniggal saat usia 19 tahun karena penyakit distrofi otot. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelemahan pada otot-otot panggul dan bahu. EfekSamping Asap Rokok Terhadap Binatang Peliharaan. Clare Knottenbelt, professor kedokteran hewan dan onkologi mengatakan bahwa pemilik binatang peliharaan sering tidak memikirkan dampak merokok di sekitar binatang peliharaan. “Temuan kami menunjukkan bahwa paparan asap rokok konvensional di rumah berdampak langsung pada hewan peliharaan. MengenalPenyakit Dan Parasit Pada Hewan Unggas. Agrotekno Sarana Industri. 085741862879. Jual probiotik Lactobacillus sp. untuk pakan hewan unggas. 1. Avian Influenza (AI) Avian Influenza (AI) atau dikenal dengan flu burung, merupakan penyakit yang sangat berbahaya pada unggas. Virus Avian Influenza (AI) merupakan jenis virus famili Skanaacom, PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) pada hewan membuat masyarakat khawatir. Apalagi Idul Adha sebentar lagi.Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan) Direkt Hongkongmencatat kasus pertama paralisa otot wajah setelah vaksinasi Covid-19. Seorang pria berusia 69 tahun dengan riwayat hipertensi dilaporkan mengalami paralisa wajah (gejala Bell’s palsy) 2 jam setelah divaksinasi (pertama) dengan Sinovac pada 6 Maret 2021.. Yang pertama kali dirasakan adalah rasa tidak nyaman di mata kiri, dan tidak bisa menutup A mengikat N2 dari udara B. membuka kehidupan bagi makhluk hidup lain C. bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi D. membentuk endapan jika mati E. hidup di tempat basah dan di air 57. Bakteri nitrifikasi tumbuh subur di tanah yang . c Fase Paralisa. Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian. Masa inkubasi dari penyakit ini adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi penyakit rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10-14 hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun. DEFINISISifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum.: PENYEBAB Bakteri Treponema pallidum. Bakteri ini masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir (misalnya di vagina atau mulut) atau melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat, kemudian menyebar ke seluruh tubuh r6v3E. Skip to content Beranda / Penyakit A-Z / Zoonosis Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll Zoonosis Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll Zoonosis adalah istilah untuk semua infeksi pada manusia yang disebabkan oleh hewan atau serangga. Ketahui apa itu penyakit zoonosis, gejala, penyebab, cara mengatasi, dan Itu Zoonosis? Zoonosis adalah adalah payung istilah untuk semua infeksi dan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyebab penyakit ini adalah paparan kuman, virus, bakteri, dan jamur berbahaya dari hewan ke hewan, yang lalu menyebar dari hewan ke manusia baik akibat kontak langsung, paparan air liur, atau kotoran hewan. Zoonosis atau zoonotic disease bisa menyebabkan gejala ringan, sangat parah, atau bahkan berujung kematian. Sebagian besar jenis hewan dan serangga bisa menyebabkan penyakit zoonotic, bahkan hewan yang terlihat bersih dan sehat pun bisa membawa patogen berbahaya yang membuat orang sakit. Berdasarkan data dari Center of Disease Control and Prevention, 6 dari setiap 10 penyakit menular pada manusia disebabkan oleh hewan. Serta 3 dari setiap 4 penyakit menular baru pada manusia juga disebabkan oleh paparan patogen dari hewan. Faktanya, banyak penyakit serius pada manusia yang berasal dari paparan hewan. Salah satunya adalah HIV yang awalnya dinyatakan sebagai jenis zoonotic disease, namun kemudian bermutasi menjadi jenis penyakit yang hanya ditularkan dari manusia ke manusia. Zoonotic disease juga menyebabkan infeksi atau wabah berulang seperti infeksi Ebola dan Salmonellosis. Infeksi COVID-19 juga diduga berasal dari zoonotic disease. Gejala Zoonosis Setiap jenis penyakit zoonosis memiliki gejala berbeda pada manusia. Gejalanya juga bervariasi tergantung beberapa indikator, termasuk Jenis hewan yang memaparkan infeksi atau penyakit. Patogen apa yang menyebabkan infeksi. Apakah jamur, bakteri, atau virus? Area tubuh atau organ yang terpapar patogen tersebut. Sebagai contoh, penyakit manusia yang disebabkan oleh unggas menyebabkan gejala sebagai berikut Demam Flu biasa Sakit kepala Diare Gangguan pernapasan Masalah sistem kekebalan tubuh Gejalanya mungkin ringan atau berat, atau mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setiap orang juga mungkin bereaksi berbeda saat tubuhnya terserang patogen dari hewan apa pun, termasuk unggas dan serangga. Kapan Harus ke Dokter? Segera hubungi dokter bila Anda merasa sakit atau memiliki gejala mengkhawatirkan yang mengganggu performa Anda sehari-hari. Terutama bila Anda memiliki kontak langsung dengan hewan, sehari-hari memang bekerja di peternakan, atau berada di tempat paparan infeksi dari hewan rentan terjadi. Bentuk zoonotic disease juga bervariasi, penularannya tidak selalu dari hewan yang terlihat jelas. Misalnya, infeksi nyamuk demam berdarah, infeksi malaria, atau infeksi dari gigitan serangga lainnya. Jadi, hubungi dokter bila jenis infeksi tersebut mulai menunjukkan gejala yang membahayakan. Penyebab Zoonosis Berdasarkan CDC, penyebaran dan penularan zoonotic disease bisa berasal dari berbagai cara, termasuk 1. Kontak Langsung Bila Anda melakukan kontak langsung dengan hewan seperti merawat, memelihara, atau menyentuh hewan, Anda rentan terkena salah satu jenis penyakit zoonosis. Gigitan, cakaran, urine, lendir, air liur, kotoran, atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi bisa menularkan infeksi dan penyakit tertentu pada manusia. 2. Kontak Tidak Langsung Kontak tidak langsung dengan hewan terkontaminasi yang mungkin tidak Anda sadari, seperti menyentuh permukaan yang terkontaminasi di tempat di mana hewan tinggal atau berkeliaran. Anda bisa mengalami kontak tidak langsung dari kadang binatang, habitat hewan, akuarium, makanan hewan, air, tanaman, tanah, taman, atau makanan hewan. 3. Penularan dari Makanan Foodborne Banyak infeksi yang berasal dari makanan yang terkontaminasi patogen dari hewan. Misalnya, saat Anda mengonsumsi makanan mentah termasuk daging setengah matang, telur setengah matang, sayuran mentah, atau minum susu, yogurt, dan jus buah yang tidak dipasteurisasi mentah. Makanan yang terkontaminasi bisa menyebabkan infeksi baik pada hewan dan manusia. 4. Penularan dari Minuman Waterborne Bila Anda menyentuh atau meminum air yang terkontaminasi kontak hewan atau kotoran hewan, Anda rentan mengalami salah satu zoonotic disease. Maka dari itu, pastikan minum air putih matang dan bersih. 5. Gigitan Serangga Vector-borne Jenis zoonotic disease yang disebabkan oleh gigitan serangga seperti nyamuk dan kutu. Infeksi akibat vector-borne paling umum terjadi. Transmisi penyakit zoonosis bisa terjadi di mana saja, terutama bila Anda suka melakukan aktivitas di peternakan, perkebunan, pertanian, taman, atau di alam bebas. Hewan atau serangga yang terkontaminasi bisa saja hidup bersama manusia. Faktor Risiko Zoonosis Setiap manusia memiliki risiko yang sama terkena setidaknya salah satu jenis zoonotic disease dalam hidupnya, namun penyakit ini lebih rentan terjadi pada Orang-orang yang bekerja di peternakan dan kebun binatang. Siapapun yang sering melakukan aktivitas di alam bebas. Mereka yang hobi mendaki, berkebun, dan diving. Para pecinta binatang, termasuk mereka yang memelihara berbagai jenis binatang. Orang-orang yang tinggal dekat kandang binatang. Selain itu, orang-orang dalam kelompok berikut ini lebih rentan mengalami gejala sedang hingga parah bila terkena penyakit zoonosis Anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penderita gangguan sistem kekebalan tubuh. Wanita hamil. Lansia berusia lebih dari 65 tahun. Transmisi penyakit zoonotic bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Gejalanya mungkin sangat ringan namun bisa berbahaya juga. Diagnosis Zoonosis Diagnosis penyakit zoonosis berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Umumnya, dokter akan bertanya beberapa pertanyaan terkait Gejala apa yang Anda rasakan. Tingkat keparahan gejala. Riwayat medis. Kronologi sebelum gejala penyakit muncul. Pemeriksaan fisik. Bila mencurigai adanya tanda salah satu zoonotic disease, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai dengan prosedur medis yang berlaku. Pemeriksaan dengan CT scan mungkin diperlukan. Jenis Penyakit Zoonosis Setidaknya ada sekitar 200 jenis penyakit zoonosis yang sudah diteliti, namun jenisnya mungkin akan selalu bertambah. Penyakit baru yang akan muncul di masa depan diperkirakan juga berasal dari hewan atau zoonotic disease. Berikut ini beberapa jenis penyakit zoonosis Flu burung Flu hewan Demam Q Hepatitis E Infeksi Salmonella dan E. coli Ebola Jamur kulit ringworm Rabies Flu babi Toksokariasis Difteri zoonosis Malaria Demam berdarah Penyakit Lyme Infeksi listeria Tuberkulosis sapi Brucellosis Enzootic abortion Erysipeloid Kriptosporidiosis Giardiasis Orf infection Parrot fever Pasteurellosis Glanders Toksoplasmosis Trichinellosis Tularemia Virus West Nile Hemorrhagic colitis Cysticercosis Infeksi Campylobacter Ensefalitis dari kutu Fish tank granuloma Hydatid disease Leptospirosis Louping ill Lymphocytic choriomeningitis Rat-bite fever atau demam dari gigitan tikus Demam cakar kucing cat scratch fever Daftar jenis penyakit zoonotic masih panjang lagi. Hewan vertebrata bisa memaparkan infeksi patogen secara alami. Beberapa jenis penyakit zoonotic sudah ada vaksinnya atau bisa ditangani dengan obat yang efektif. Cara Mengatasi Zoonosis Penanganan setiap jenis zoonotic disease berbeda-beda. Dokter harus memeriksa keadaan Anda untuk menentukan perawatan dan pengobatan terbaik. Setelah digigit hewan, walaupun hewan tersebut terlihat sehat, mohon perhatikan bila ada gejala setelahnya dan segera periksa ke rumah sakit. Hewan tersebut mungkin juga harus menjalani pemeriksaan untuk mencegah penyebaran penyakit menular dari hewan. Beberapa penyakit zoonotic memiliki ciri khas yang mudah Anda kenali. Apa pun gejalanya, terutama bila Anda telah melakukan kontak langsung, mohon segera cari pertolongan medis. Cara Mencegah Zoonosis Hewan terkontaminasi bisa berada di mana saja, terutama jenis serangga yang rentan membawa penyakit. Walaupun demikian, ada beberapa cara mencegah penyakit zoonotic, sebagai berikut Selalu mencuci tangan setelah menyentuh binatang atau permukaan yang pernah dilewati hewan. Bila memiliki hewan peliharaan, lakukan vaksin sesuai anjuran serta bersihkan seluruh kandangnya secara teratur. Bila Anda bekerja di peternakan, mohon gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan. Anda juga harus sering cuci tangan dan membersihkan tubuh setelah bekerja. Cuci tangan setelah Anda menyentuh tanaman, tanah, air akuarium, atau permukaan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis binatang apa pun. Hindari gigitan nyamuk dan serangga dengan menggunakan pakaian panjang di alam bebas atau menggunakan semprotan anti serangga. Tetap jaga protokol kebersihan dan keamanan saat berkunjung ke kebun binatang, tempat penangkaran hewan, dan taman margasatwa. Jangan menggaruk luka bekas cakar atau gigitan binatang. Pada suatu waktu, kontaminasi binatang berbahaya mungkin sulit dicegah namun Anda tetap harus berhati-hati. Bila mengalami gejala penyakit yang tidak Anda ketahui atau mungkin terkait hewan yang terkontaminasi, harap hubungi dokter. CDC. 2017. Zoonotic Diseases. Diakses pada 13 Januari 2020. Wells, Diana. 2017. Zoonotic Diseases. Diakses pada 13 Januari 2020. WHO. 2017. Zoonoses. Diakses pada 13 Januari 2020. DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi “Penyakit lato-lato atau lumpy skin disease merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi lumpy skin disease virus LSDV. Penyakit ini dapat menyerang hewan ternak khususnya sapi dan kerbau.” Halodoc, Jakarta – Menjelang Hari Raya Idul Adha, kamu pasti ingin memastikan bahwa hewan kurban yang kamu miliki sedang dalam kondisi sehat. Namun sayangnya, penyakit lato-lato kini kian menyebar di hewan ternak. Penyakit lato-lato atau lumpy skin disease umumnya menyerang sapi atau kerbau, dan terkadang bisa menyebabkan kematian. Jika hewan sudah terserang penyakit ini, maka dagingnya tidak layak dikonsumsi. Apa Itu Penyakit Lato-Lato? Penyakit lato-lato adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi LSDV, yang merupakan bagian dari genus capripoxvirus dan famili poxviridae. Virus ini dapat menginfeksi hewan ternak seperti sapi dan kerbau. Namun, kasusnya pada kambing dan domba belum ditemukan. Virus lumpy skin disease disebarkan melalui serangga penghisap darah seperti lalat, nyamuk, dan kutu spesies tertentu. Penularannya di antara hewan ternak dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi jika sapi yang sehat terkena lesi kulit, air liur, darah, dan susu, oleh sapi yang terinfeksi. Sementara itu, penularan secara tidak langsung bisa disebabkan karena penggunaan peralatan kandang atau jarum suntik yang terkontaminasi virus. Meski sangat menular, penyakit lato-lato tidak akan menginfeksi manusia. Ketahui juga penyakit lainnya yang dapat menginfeksi hewan ternak di sini, “Ini Jenis Hewan Ternak yang Bisa Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku.” Mengenal Gejala Penyakit Lato-lato Masa inkubasi biasanya berlangsung antara 4 hingga 14 hari pasca infeksi. Namun, pada beberapa kasus, periode ini bisa berlangsung lebih lama mencapai 28 hari. Gejala klinisnya bergantung pada umur, ras, dan status imun hewan ternak. Meski begitu, umumnya gejala yang akan muncul meliputi Sapi mengeluarkan kotoran mata dan hidung yang lebih produksi tinggi yang bisa melebihi 41 derajat nodul yang keras benjolan dengan diameter 2 sentimeter cm sampai 5 cm yang terdapat di kepala, leher, tungkai, kaki, ekor, dan menjadi lemah dan sulit kasus yang serius, nodul dapat menutupi di hampir seluruh bagian tubuh, dan dapat berubah menjadi lesi nekrotik dan ulseratif jika tidak segera ditangani. Cara Mendiagnosis Penyakit Lato-lato Untuk melakukan diagnosis, dokter hewan akan mengamati dulu gejala khususnya dan nodul kulit pada sapi. Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan metode diagnostik, seperti histopatologi, isolasi virus, dan Polymerase Chain Reaction PCR. Dari ketiganya, isolasi virus dan PCR adalah metode terbaik untuk mendiagnosis penyakit. Alasannya kedua metode tersebut melibatkan tes laboratorium yang menentukan jenis virus yang ada. Metode ini penting dilakukan karena virus penyebab adalah karakteristik utama dari penyakit ini. Cara Merawat Hewan Ternak yang Terjangkit Penyakit Lato-lato Sayangnya belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi lumpy skin disease. Pengobatan biasanya dilakukan untuk mengatasi gejalanya dan mendukung kondisi hewan ternak. Berikut perawatan pendukung yang dapat dilakukan untuk menjaga kondisi hewan Semprotan luka. Produk ini digunakan untuk mengobati lesi kulit agar tidak Dokter hewan mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi dan pneumonia, yaitu komplikasi fatal akibat penyakit penghilang rasa sakit. Membantu mengurangi rasa sakit sehingga mendorong hewan untuk mau makan IV. Memberikan nutrisi tambahan dan meringankan gejalanya. Namun, banyak dokter hewan yang tidak merekomendasikannya karena kurang praktis dan efisien. Apakah Daging Hewan yang Terinfeksi Dapat Dikonsumsi? Penyakit lato-lato dapat menyerang baik sapi perah maupun sapi pedaging. Mengonsumsi susu dari sapi yang terinfeksi relatif aman sebab penyakit ini tidak termasuk penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia. Sementara itu, daging sapi yang berdekatan atau terkena nodul kulit harus dibuang karena tidak layak dikonsumsi. Akan tetapi, daging yang tidak menjadi area munculnya nodul masih diperbolehkan untuk dikonsumsi. Itulah fakta seputar penyakit lato-lato atau lumpy skin disease. Jika kamu membutuhkan informasi kesehatan lainnya kamu bisa mengunjungi artikel Halodoc atau tanyakan langsung pada dokter. Tak hanya itu, lewat Halodoc kamu juga bisa mengakses obat dan vitamin secara lebih mudah tanpa perlu ke apotek. Tunggu apa lagi, yuk download Halodoc sekarang. Referensi Agriculture Victoria. Diakses pada 2023. About lumpy skin disease. Diamond Hoof Care. Diakses pada 2023. What Is Lumpy Cow Skin Disease? DMICC. Diakses pada 2023. Lumpy Skin Disease LSD in Cows. BBVET Wates Ditjenpkh. Diakses pada 2023. Lumpy Skin Disease Ancaman Baru Sapi dan Kerbau Indonesia. Jakarta, CNBC Indonesia - Para pencinta binatang harus lebih waspada karena ada beberapa hewan diketahui dapat menularkan penyakit pada manusia. Beberapa waktu lalu, CNN melaporkan adanya wabah campylobacteriosis, yakni infeksi bakteri, yang disebabkan oleh kontak dengan anak anjing yang dijual toko perlengkapan hewan yang ditularkan hewan peliharaan kepada manusia sebenarnya bukan fenomena baru. Lebih dari 40 tahun lalu, FDA melarang penjualan kura-kura kecil dengan cangkang kurang dari 4 inci karena risiko salmonella yang sudah terbukti. Karena itu, penting untuk menyadari risiko memiliki hewan peliharaan agar Anda bisa mengambil tindakan pencegahan supaya tetap sehat. Hewan peliharaan diketahui bisa membawa kuman yang bisa membuat manusia sakit, bahkan ketika kuman yang sama tidak berbahaya pada hewan itu sendiri. "Banyak penyakit menular berasal dari patogen, virus, yang umumnya ada di populasi hewan. Ketika populasi manusia meningkat dan mereka pindah ke daerah yang sebelumnya jarang berpenghuni, peluang untuk kontak dengan hewan pembawa virus ini meningkat," kata Dr. William Schaffner, profesor kedokteran di Divisi Penyakit Menular di Universitas Vanderbilt, seperti dikutip yang lebih rentan tertular penyakit yang dibawa hewan adalah anak di bawah 5 tahun, orang lanjut usia, serta ibu hamil. Lalu, apa saja penyakit yang bisa ditularkan hewan? Berikut daftar penyakit bawaan hewan peliharaan yang sering Kurap anjing, kucingKurap, penyakit kulit dan kulit kepala yang disebabkan oleh jamur, ditularkan dari hewan ke hewan dan hewan ke manusia melalui kontak erat. Kurap juga dapat ditransfer dengan menyentuh benda atau permukaan yang bersentuhan dengan kurap pada hewan peliharaan mungkin tidak jelas, tetapi anak anjing dan anak kucing mungkin menunjukkan tanda-tanda - seringkali area tidak berbulu dengan sisik, pengerasan kulit, dan Campylobacter anjing, kucingCampylobacteriosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang terkadang ditularkan ke manusia melalui kontak dengan kotoran anjing dan kucing yang terinfeksi. Gejala infeksi yang terjadi pada manusia adalah diare, kram, sakit perut, dan demam selama dua sampai lima hari setelah terpapar organisme. Biasanya, tidak ada perawatan yang diperlukan, karena gejalanya hilang dalam waktu Penyakit garukan kucing kucingSesuai dengan namanya, manusia terinfeksi cat-scratch disease CSD ketika kucing yang terinfeksi merusak kulit seseorang dengan menggigit, mencakar, atau menjilat luka terbuka di kulit manusia. Meskipun 40 persen kucing membawa bakteri penyebab infeksi pada suatu waktu dalam hidup mereka, potensi lebih besar ada pada anak kucing yang cenderung menggigit atau mencakar sehingga bisa menularkan infeksi ke tersebut dapat menyebabkan infeksi ringan namun menyakitkan di area luka, membuatnya membengkak dan menimbulkan nanah atau tanda kemerahan. Seseorang dengan CSD juga dapat mengalami demam, sakit kepala, nafsu makan yang buruk, dan Toksoplasmosis kucingJika pasangan Anda sedang hamil, pastikan dia tidak membersihkan kotak pasir kucing. Sebab, istri Anda bisa tertular toksoplasmosis lalu menularkan penyakit itu kepada bayinya yang belum lahir, sehingga menyebabkan cacat lahir yang mempengaruhi sistem saraf dan Bakteri Escherichia coli E. coli adalah bagian normal dari saluran usus manusia, tetapi beberapa jenis E. coli berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit. Adapun gejala infeksi adalah diare, demam, kram perut, mual, dan muntah. Anak kecil lebih mungkin mengalami masalah parah akibat E. coli, termasuk gagal ginjal dan dapat ditularkan langsung ke manusia dari kulit, bulu, dan bulu hewan yang terkontaminasi, biasanya sapi terutama anak sapi, kambing, domba, dan Salmonella amfibi, reptilKura-kura bukan satu-satunya hewan peliharaan potensial yang dapat membawa dan menularkan infeksi salmonella. Selain kura-kura, ada juga tokek, katak, dan hewan merayap lainnya yang dapat membawa bakteri penyebab kebanyakan orang tertular salmonellosis infeksi salmonella dari makanan yang terkontaminasi, kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti kura-kura kecil juga dapat menyebabkan penyakit. Menurut CDC, infeksi salmonella adalah diare, demam, dan kram perut yang terjadi antara 12 dan 72 jam setelah orang sembuh tanpa pengobatan dalam waktu empat sampai tujuh hari, meskipun beberapa orang mungkin mengalami diare yang sangat parah sehingga perlu dirawat di rumah Virus seoulVirus Seoul yang ditularkan melalui hewan pengerat. Orang tertular virus dari kontak dengan urin, kotoran, atau air liur hewan pengerat yang terinfeksi, khususnya tikus yang terinfeksi virus seoul sering menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, beberapa orang mengalami demam dengan sindrom ginjal hingga menyebabkan kematian. 8. Psittacosis burung eksotisDemam burung beo, atau akrab dikenal dengan psittacosis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri dan ditularkan oleh manusia dari burung beo yang terinfeksi macaw, cockatiel, dan budgerigars serta dari merpati, burung pipit, bebek, ayam betina, burung camar, dan spesies lain yang terinfeksi. Infeksi pada manusia biasanya diperoleh dengan menghirup sekresi kering dari burung yang terinfeksi. Hal ini menjadikan pemilik burung, karyawan peternakan dan toko hewan peliharaan, pekerja unggas, dan dokter hewan sebagai kelompok dapat mempengaruhi paru-paru dan dapat menyebabkan pneumonia. Gejala lainnya adalah demam, nyeri, sakit kepala, dan batuk Koriomeningitis limfositik tikus, hamsterLymphocytic choriomeningitis LCM adalah penyakit virus yang ditularkan melalui hewan pengerat yang terutama disebabkan oleh tikus rumah, hamster dan jenis hewan pengerat lainnya. Virus ini ditularkan ke manusia melalui kontak dengan urin, feses, air liur, darah tikus atau hamster peliharaan yang sebagian besar infeksi menghasilkan sedikit atau tanpa gejala, orang-orang yang menjadi sakit biasanya mengalami demam, kurang nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, mual, dan hamil yang terinfeksi dapat menularkan infeksi ke janinnya, kemungkinan menyebabkan kematian janin atau cacat lahir termasuk masalah penglihatan, keterbelakangan mental, dan hidrosefalus. [GambasVideo CNBC] hsy/hsy